Monday, December 16, 2013

Ada Cinta di Pasar Malam


                Dinda seorang gadis cantik yang disukai banyak pria. Tak satupun pria yang  tidak menyukainya. Termasuk Alex teman lelaki dekatnya sejak kecil. Mereka sudah seperti saudara kadung. Kemana Dinda pergi Alex selalu siap mengantar dan menemaninya, begitupun sebaliknya. Kemanapun Alex pergi Dinda siap menemaninya.
                Di halaman kampus terlihat Dinda sedang duduk sendirian sambil membaca buku kemudian Alex menghampirinya.“Heyy jangan so rajin deh  hahaha”  sambil menepuk pundak Dinda.”Eh kamu lex, gapapa dong daripada kamu so pinter hehe” ledek Dinda pada Alex dengan kagetnya, dia hanya nyengir malu karena merasa mungkin. “Din malam ini kamu ada acara gak?”  tanya Alex. “Gak ada lex, kenapa? Mau ngajak nonton yaaa? Hehe” jawab Dinda dengan percaya dirinya. “Yakin gak ada? Ih so tau, aku mau ajak kamu ke pasar malam juga hahaha” ujar Alex sambil tertawa puas melihat percaya dirinya Dinda yang begitu tinggi. “Emang ada pasar malam? Ko aku gatau ih!” jawab Dinda sambil senyum malu. “Kamu si so rajin sampai-sampai gak tau ada pasar malam. Mangkanya aku mau ngajak kamu biar seru!” Okey aku mau! Tapi nantinya jajanin yaaa, jangan kerjain aku!!” seru Dinda sambil tertawa. Mereka tertawa bersama sambil bergurau seperti biasanya.
                Sepulangnya dari kampus mereka pulang bersama, seperti biasa Alex mengantar pulang Dinda dulu ke rumahnya setelah mengantar Dinda pulang barulah Alex pulang. “pulang bareng Alex?”  tanya seorang wanita dari dapur. “iyah mah, mamah juga tau aku pulang dan pergi sama dia.” Jawab Dinda sambil menghampiri dan mencium wanita itu. Ternyata wanita itu adalah mamahnya Dinda. “ko gak di ajak masuk dulu? Lagi buru-buru emang?” tanya mamah Dinda. “iyah mah buru-buru, soalnya nanti malam aku sama Alex mau pergi ke pasar malam. Dinda ke kamar dulu ya mam”jawab Dinda sambil pergi menuju kamarnya. Sesampainya di kamar Dinda merebahkan badannya di atas kasur yang empuk dan memejamkan matanya hingga ia pergi ke alam mimpi.
                Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 18.00 namun Dinda masih terbaring di atas tempat tidurnya, berkali-kali mamahnya mengetuk pintu kamarnya namun Dinda tetap tidak bangun. Handphone yang berkali-kali bunyi pun tidak membuat Dinda bangun. “ini anak tumben jam segini masih di dalam kamar, tidurnya lelap sekali. Kecapean mungkin, yasudah nanti juga bangun sendiri.” ujar mamahnya sambil pergi meninggalkan kamar Dinda.
                 Tak lama kemudian untuk kesekian kalinya handphone itu berbunyi lagi barulah Dinda bangun dari alam mimpinya dan mengangkat telepon itu. “Hallo, Din kamu engga kenapa-kenapa kan? Kamu baik-baik aja kan?”  tanya seorang lelaki dari telefon itu yang sudah tidak asing lagi suaranya, ternyata itu Alex. “Hallo, iya aku engga kenapa-kenapa ko. Emang kenapa? Ko kaya yang khawatir gitu sih?” tanya dinda dengan nada lemas. “habis dari tadi aku telepon engga di angkat, sms juga engga di bales. Abis dari mana emang nyonya?” jawab Alex sedikit kesal. “oh maaf lex gak kedenger, aku baru bangun tidur hehe” jawab Dinda dalam keadaan setengah sadar.”uh kamu tidur aja, mandi sana cepetan. Dandan yang cantik jam 7 malam aku jemput kamu ke rumah okey!” ujar Alex “habis capek banget tugas kampus numpuk tadi hehe okey aku tunggu.” “yasudah sampai bertemu nanti” “okey bye!” tttuuutt..tttuuttt…ttuuuttt telepon tertutup. Dinda bangun dari tempat tidurnya lalu pergi ke kamar mandi.
                Selesai mandi Dinda tidak bergegas rapi-rapi atau berdandan, tak seperti biasanya dia malah asik nonton tv bersama mamah nya sampai-sampai dia lupa ada janji dengan Alex malam ini. Bel berbunyi. “biar Dinda yang buka mah.”  Ujar Dinda sambil pergi menuju pintu depan. Ketika pintu di buka, Dinda melihat pria yang sudah taka sing baginya. “Alex?”  tanya Dinda bingung. “eh Din, kamu ko belum siap?” jawab Alex. “oiyah aku lupa mala mini kita mau pergi kan? Maaf lex, aku ke asikan nonton tv nih sama mamah. Jarang-jarang sih hehe yaudah aku genti baju dulu deh ya, kamu masuk aja” ajaknya. Alex masuk dan menemui mamahnya Dinda. “eh Alex, mau pergi ya? Pergi kemana?” tanya mamah Dinda. “mau ajak Dinda ke pasar malam tante, boleh kan? Hehe” jawab Alex. “boleh saja, tapi kamu jagain dia yah. Tante percaya sama kamu.” Ujar mamahnya Dinda sambil tersenyum. Memang mamahnya Dinda sangat dekat dengan Alex, mamahnya Dinda sudah mengenal Alex sejak kecil. Tak lama kemudian Dinda keluar dari kamarnya.”Ayo lex kita berangkat” ajak Dinda. “ayo” jawab alex singkat. “mam Dinda keluar dulu yah, mamah hati-hati dirumah” ujar dinda sambil mencium mamahnya. “iyah sayang, kamu juga hati-hati. Alex, tente titip Dinda yah” “iyah tante, yasudah kami pergi dulu ya” jawab alex. Mereka pergi meninggalkan rumah Dinda.
                Sesampainya di pasar malam mereka pergi untuk mencari makan terlebih dahulu. Mereka menghampiri pedagang sate. “sate disini enak ga?” tanya Dinda. “kalau kata aku sih enak, tapi gatau kata kamu hehe” jawab Alex. “kalo kata kamu enak pasti enak, soalnya selera lidah kamu sama aku kan sama hehe” canda Dinda. Selesai makan, mereka pergi ke arena permainan, setelah puas bermain mereka duduk di sebuah bangku di taman dekat pasar malam itu. Dinda merasakan ada yang berbeda dari Alex malam itu, dia sangat terlihat canggung dan tidak seperti biasanya.
Sambil memakan permen gula yang dibeli tadi di pasar malam, Alex tiba-tiba berbisik pada Dinda. “aku sayang kamu” bisiknya lembut di telinga Dinda. Sontak Dinda kaget, tidak seperti biasanya dia seperti itu. “apa? Kamu sayang aku?” tanya Dinda heran. “iyah Din, aku sayang kamu. Selama ini aku diam-diam menyukaimu. Maafkan aku, aku baru mengatakan ini padamu.” jawab Alex. Sejenak mereka terdiam. Dinda bingung atas apa yang dia rasakan sekarang. Alex membuka pembicaraan kembali “ apa kamu mau untuk jadi kekasihku?” tanya Alex sambil menatap Dinda denngan lembutnya. “Kekasihmu? Apa kau benar-benar mengatak itu? Kau sedang bergurau kah?” tanya Dinda untuk memastikan. “aku tidak bergurau Din, aku benar-banar menyukaimu. Aku ingin kamu menjadi kekasihku, bukan hanya sekedar teman atau sahabat. Aku mencintaimu Din!” tegas Alex. “jujur aku juga merasa nyaman denganmu, tapi aku belum bisa memastikan perasaanku padamu lex. Selama ini kita selalu bersama, dan kamu tau aku belum berfikir untuk mempunyai kekasih. Maafkan aku.” Jawab dinda. Dengan jawaban seperti itu, Alex mengerti. Dinda sedang menikmati kesendiriannya. “baiklah, aku mengerti keadaanmu.” Jawab alex singkat. “maafkan aku ya lex, aku gak bermaksud buat nyakitin perasaan kamu. Aku harap kamu memang mengerti keadaanku.” Ucap Dinda dengan nada bersalah. “iyah engga apa-apa ko, aku ngerti. Aku tetep sayang kamu biarpun kamu masih ingin sendiri.” Jawab Alex. “kita tetep sepeti biasakan?” tanya Dinda. “iyah Din kita tetap seperti biasa, dan aku harap kamu tetp menjadi Dinda yang aku kenal. Anggaplah kejadian ini tidak pernah terjadi.” “makasih lex, kamu memang pengertian.” “aku harap kamu tidak meninggalkan aku Din.” “aku enggak akan pernah ninggalin kamu lex, kamu sudah seperti kaka aku. Jika kita memang berjodoh kita akan di persatukan. Jangan khawatir.” Mendengar perkataan seperti itu, Alex hanya tersenyum.

Memang Alex adalah seorang pria yang baik hati, dia tidak sombong dan tidak seperti kebanyakan pria lainnya. Dinda mengenal banyak tentang Alex, namun satu hal yang belum dia kenal dari Alex. Cintanya.

No comments:

Post a Comment

T- Mobile - iPhone 14

Images of the iPhone 14 Pro from T-Mobile inadvertently display the separate pill + hole punch configuration. We all anticipated...